Belajar dari Musang
OPINI | 27 May 2010 | 00:29 Dibaca: 174 Komentar: 5 Nihil
Terkadang
Belajar dari alam itu kita butuhkan, namun saat ini perasaan kepedulian
dan belajar dari alam sudah dilupakan. Diri manusia ditempah menjadi
seorang yang tidak lagi peduli dengan alam, Kita manusia menjadi serakah
akan alam itu sendiri kita lupa apa fungsi alam itu untuk kehidupan
diatas bumi yang kecil ini.
Nenek Moyang Kita dahulu amat menghargai lingkungan dan alam, mereka banyak belajar dari alam untuk tatanan kehidupan mereka, mereka hidup makmur dengan mengandalkan hasil hutan dan pertanian, alamnya terawat dengan baik karena ada kebijakan peraturan adat dan sangsi bagi yang melanggarnya. Namun kebijakan adat itu pudar seiring waktu pesatnya kemajuan dan masuknya budaya luar yang memporak porandakan moral dan adat istiadat bangsa ini.
Hutan dirambah habis-habisan, berganti dengan julang akasia dan julang kelapa sawit banyak satwa yang hilang, banyak kekayaan hayati musnah tak berbekas. Lestarikan alam hanyalah celoteh belaka dan omongan kosong, Peraturan dan kebijakan masalah perlindungan hutan tinggal peraturan dan kebijakan diatas kertas buram. Yang terpenting bagi bangsa dan pemerintahan pusat dan daerah adalah uang masuk dan mengabaikan kelestarian yang lebih mahal harganya dibandingkan uang. Namun semua itu telah terhapus dengan kilau emas dan uang, mata tertutup oleh lembaran merah yang menawan.
saat ini kita bisa kembali belajar dari alam, kita bisa meniru apa yang para binatang di hutan sana lakukan untuk menjaga kelestarian hutan, atau kita bisa belajar dari seekor musang yang kita anggap tidak berharga dan tidak sehoki emas dan rupiah, namun kita salah kita kalah dan kita alfa akan hal itu. Kita kalah akan kebijakan melindungi hutan dan alam ini, kita kalah tenar oleh seekor musang yang bisa menebar bibit pohon untuk menjaga keseimbangan alam, sedangkan kita hanya bisa merusak dan meluluh lantakan hutan dan alam yang dibangun oleh ratusan jenis tumbuhan dan binatang. Kita tidak peduli akan hasil kerja yang melelahkan itu dan kita tidak menghargai perjalan hidup mereka untuk menjaga kelestarian hutan sebagai rumah mereka dan kita adalah manusia yang sudah lupa sebagai apa kita diturunkan dibumi ini.
Tatanan adat untuk menjaga hutan sekarang menghilang, hutan adat sudah tidak diakui, hak masyarakat pelosok yang tinggal dihutan turun-temurun sudah tidak memiliki hak atas tanah leluhur mereka, kita orang kota menjual dan menyingkirkan mereka dari tanah lelurhur yang mereka diami ratusan tahun lamanya, dan kita orang kota membuang norma kemasyarakat kedalam lumpur ketamakan dan rakus. semua mementingkan harta kekayaan, semua tidak lagi memperhatikan tatanan alam yang membutuhkan tangan-tangan yang peduli akan kita manusia.
Belajar dari musang sangat membantu untuk melestarikan alam yang tersisa, kita bisa melihat sisi baik dari seekor musang, sisi baik yang patut kita tiru dan jangan meniru sisi jeleknya yang suka memangsa ayam dan anak-anaknya. meniru sisi baik sang musang akan membuat alam tetap hijau dan sejuk, bukan hijau dengan julang akasia dan kelapa sawit karena dua tumbuhan itu membuat udara semakin panas dan air semakin mengering.
Musang memakan buah dengan bijinya dan disebarkan kelantai hutan, kotoran yang bercampur biji pohon akan berkecambah dan mulai bertunas serta tumbuh subur tanpa cela. Tapi akankah usaha yang mereka lakukan itu akan berbuah indah, aku rasa tidak akan menjadi nyata karena usaha mereka dipatahkan oleh keserakahan manusia yang selalu kurang akan kekayaan dan harta.
Lestari alam ini akan memberikan kita keuntungan yang tidak ternilai, lestarinya hutan alam membuat masyarakat pedalaman akan hidup makmur dan satwa akan terus berkembang biak untuk menurunkan generasi-generasinya. Namun itu tidak ada dalam pikiran kita lagi karena kita merasa kurang dan kurang akan harta dan kekayaan. Hijau hutan alam akam membuat sejuk bumi ini dan kelestarian hutan berada ditangan kita yang ada saat ini. Mari bersama-sama untuk melestarikan lingkungan dan menjaga hijaunya hutan alam, dan mari kita sama-sama melestarikan hutan alam untuk generasi yang akan datang. Pertahankan hutan alam untuk kekayaan hayati yang amat menakjubkan.
salam lestari……
Nenek Moyang Kita dahulu amat menghargai lingkungan dan alam, mereka banyak belajar dari alam untuk tatanan kehidupan mereka, mereka hidup makmur dengan mengandalkan hasil hutan dan pertanian, alamnya terawat dengan baik karena ada kebijakan peraturan adat dan sangsi bagi yang melanggarnya. Namun kebijakan adat itu pudar seiring waktu pesatnya kemajuan dan masuknya budaya luar yang memporak porandakan moral dan adat istiadat bangsa ini.
Hutan dirambah habis-habisan, berganti dengan julang akasia dan julang kelapa sawit banyak satwa yang hilang, banyak kekayaan hayati musnah tak berbekas. Lestarikan alam hanyalah celoteh belaka dan omongan kosong, Peraturan dan kebijakan masalah perlindungan hutan tinggal peraturan dan kebijakan diatas kertas buram. Yang terpenting bagi bangsa dan pemerintahan pusat dan daerah adalah uang masuk dan mengabaikan kelestarian yang lebih mahal harganya dibandingkan uang. Namun semua itu telah terhapus dengan kilau emas dan uang, mata tertutup oleh lembaran merah yang menawan.
saat ini kita bisa kembali belajar dari alam, kita bisa meniru apa yang para binatang di hutan sana lakukan untuk menjaga kelestarian hutan, atau kita bisa belajar dari seekor musang yang kita anggap tidak berharga dan tidak sehoki emas dan rupiah, namun kita salah kita kalah dan kita alfa akan hal itu. Kita kalah akan kebijakan melindungi hutan dan alam ini, kita kalah tenar oleh seekor musang yang bisa menebar bibit pohon untuk menjaga keseimbangan alam, sedangkan kita hanya bisa merusak dan meluluh lantakan hutan dan alam yang dibangun oleh ratusan jenis tumbuhan dan binatang. Kita tidak peduli akan hasil kerja yang melelahkan itu dan kita tidak menghargai perjalan hidup mereka untuk menjaga kelestarian hutan sebagai rumah mereka dan kita adalah manusia yang sudah lupa sebagai apa kita diturunkan dibumi ini.
Tatanan adat untuk menjaga hutan sekarang menghilang, hutan adat sudah tidak diakui, hak masyarakat pelosok yang tinggal dihutan turun-temurun sudah tidak memiliki hak atas tanah leluhur mereka, kita orang kota menjual dan menyingkirkan mereka dari tanah lelurhur yang mereka diami ratusan tahun lamanya, dan kita orang kota membuang norma kemasyarakat kedalam lumpur ketamakan dan rakus. semua mementingkan harta kekayaan, semua tidak lagi memperhatikan tatanan alam yang membutuhkan tangan-tangan yang peduli akan kita manusia.
Belajar dari musang sangat membantu untuk melestarikan alam yang tersisa, kita bisa melihat sisi baik dari seekor musang, sisi baik yang patut kita tiru dan jangan meniru sisi jeleknya yang suka memangsa ayam dan anak-anaknya. meniru sisi baik sang musang akan membuat alam tetap hijau dan sejuk, bukan hijau dengan julang akasia dan kelapa sawit karena dua tumbuhan itu membuat udara semakin panas dan air semakin mengering.
Musang memakan buah dengan bijinya dan disebarkan kelantai hutan, kotoran yang bercampur biji pohon akan berkecambah dan mulai bertunas serta tumbuh subur tanpa cela. Tapi akankah usaha yang mereka lakukan itu akan berbuah indah, aku rasa tidak akan menjadi nyata karena usaha mereka dipatahkan oleh keserakahan manusia yang selalu kurang akan kekayaan dan harta.
Lestari alam ini akan memberikan kita keuntungan yang tidak ternilai, lestarinya hutan alam membuat masyarakat pedalaman akan hidup makmur dan satwa akan terus berkembang biak untuk menurunkan generasi-generasinya. Namun itu tidak ada dalam pikiran kita lagi karena kita merasa kurang dan kurang akan harta dan kekayaan. Hijau hutan alam akam membuat sejuk bumi ini dan kelestarian hutan berada ditangan kita yang ada saat ini. Mari bersama-sama untuk melestarikan lingkungan dan menjaga hijaunya hutan alam, dan mari kita sama-sama melestarikan hutan alam untuk generasi yang akan datang. Pertahankan hutan alam untuk kekayaan hayati yang amat menakjubkan.
salam lestari……
Siapa yang menilai tulisan ini?
KOMENTAR BERDASARKAN :
27 May 2010 08:14:20
melalui alamlah Tuhan memberikan kehidupan manusia dan makhluk lainnya dengan alam menyediakan udara yg segar air yg jernih makanan yg berasal dari darat maupun laut tapi apa yang sudah kita berikan kepada alam atau bumi ini kecuali merusak hutan, membuang sampah, membuang gas dan limbah beacun saja oleh sebab itu manusia teLaporkan Komentar
0
Balas
27 May 2010 14:43:16
Tapi manusia sering banyak lupanya bang…walau diberikan peringatan berupa bencana namun tetep aja nga peduliLaporkan Komentar
0
Balas
27 May 2010 14:23:42
musang menanam, manusia memanen….Laporkan Komentar
0
Balas
27 May 2010 14:44:00
kalo sekedar memanen mah nga apa2 bu, ini dihancurkan dan dibinasahkan nah itu yang baru nga benerLaporkan Komentar
0
Balas
29 May 2010 10:09:16
saya pernah nulis tentang hal yang sama, tapi dari sudut cerita satwa primata.http://agungsmail.wordpress.com/2008/10/15/dibalik-kotoran/
klo tentang musang, dia sangat berperan penting sebagai seed dispersal tumbuhan semacam aren. Karena biji aren tidak bisa ditanam secara langsung. Jadi pada saat dicerna oleh si musang, dia mempercepat proses pematangan si biji.
Jadi keberadaan musang lebih spesifik dan berperan penting pada suatu jenis tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar